March 17, 2022 By Admin2

Skizofrenia dan Perjalanan Menemukan Cinta Sejati

Berdamai dengan Skizofrenia

Yohanes berkisah bahwa dia sudah 35 tahun berdamai dengan Skizofrenia. Yohanes telah menerima dan menjadikan Skizofrenia sebagai bagian hidupnya.  Tanpa diduga Skizofrenia datang dan mengacaukan hidupnya, namun akhirnya dia menemukan kekuatan dari dukungan keluarga, teman dan pasangan hidup yang saat ini mendampinginya.

Kisahnya dengan Skizofrenia berawal dari tahun 80 -an. Saat Yohanes sedang kuliah di sebuah perguruan tinggi di Rawamangun, Jakarta. “ Saat itu saya umur 20 an, sering kali saya pergi dari kampus, tiba-

tiba, pikiran saya kacau. Waham dan halusinasi membaut saya marah -marah. Interaksi sosial menjadi terganggu. Gejalanya makin parah, saya mengurung diri di kamar berhari hari, tidak bisa tidur. Akhirnya orang tua saya memaksa saya rawat  inap di rumah sakit. Saat itu diagnosa dokter hanya psikosis atau pasca psikosis. Kurang lebih satu bulan saya dirawat di rumah sakit. Saya akhirnya tetap control ke dokter dan suatu saat akhirnya dokter memberitahu bahwa saya mengalami Skizofrenia.”

 

Menemukan Cinta Sejati

Sekitar tahun 2008 Yohanes bergabung dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI). “Awal mula bergabung di KPSI, saya bertemu dengan Bagus Utomo, founder KPSI, dan saya diajak bergabung”, tuturnya.  Kondisi Yohanes semakin stabil dan membaik, karena dia rajin berobat dan menemukan dukungan sosial di KPSI.  “Saya merasa bertemu dengan saudara saya sendiri, kami merasa senasib”. Di KPSI Yohanes menemukan pasangan hidupnya. “KPSI mengadakan siaran radio di Radio Pelita Kasih, RPK FM. Disana saya bertemu wanita yang saat ini jadi istri saya, namun saat itu saya kuatir akan ditolak, saya bilang saya mengalami penyakit yang jika cewek tahu pasti akan menolak, Dia piker saya mengalami penyakit kelamin” Sambil tertawa Yohanes bercerita. “Akhirnya saya kasih tahu saya mengalami Skizofrenia, dia saya ajak hadir di berbagai edukasi kesehatan jiwa,  datang di banyak seminar tentang Skizofrenia di KPSI, puji Tuhan , Dia mengerti dan menerima saya, akhirnya kami menikah hingga saat ini.”

Pasangan suami istri ini  sekarang aktif bergabung di KPSI sebagai sukarelawan. Yohanes bahkan saat ini bertugas sebagai peer konselor, memberikan dukungan kepada sesame pasien dan keluarga, pelaku rawat. Memberikan penjelasan dan informasi kiat kita mencapai pemulihan. Satu yang saya Yakini bahwa Skizofrenia adalah salah satu proses ujian hidup dari Tuhan yang akhirnya memberi makna lebih ke kehidupan kami dan sesama.

Artikel ini di tulis berdasarkan wawancara KPSI dengan Yohanes Iman,
dan sudah mendapatkan persetujuan ybs, untuk di muat di website KPSI

 

Bagikan artikel ini