April 28, 2022 By Admin2

Bisa Membahayakan! Ketahui Gangguan Jiwa Pada Remaja

oleh Nurul Dwi Larasati

 

Masa remaja merupakan waktu yang sangat berharga pada fase kehidupan manusia. Banyak perubahan terjadi pada peralihan fase dari usia anak-anak ke remaja. Perubahan fisik dan juga mental terlihat pada diri remaja yang sedang bertumbuh. Ciri-ciri fisik semakin tampak jelas berubah yang terkadang membuat remaja tidak siap menghadapi. Contohnya berjerawat, tumbuh rambut di area tubuh tertentu atau bau badan. Inilah penyebab remaja merasa tak percaya diri atau insecure, ditambah dari komentar tak mengenakkan orang lain.   Jika ini terjadi berlarut-larut, maka  bisa berdampak pada perkembangan emosi, intelektual,  kehidupan sosialisasi, dan kesehatan mental (Sumber 1: Alodokter). Bukan hanya fisiknya saja enggak sehat, tapi kesehatan jiwanya juga terganggu.

Kesehatan jiwa pada remaja sangat penting diperhatikan. Di usia belia inilah banyak hal-hal yang baru ditemui atau dirasakan oleh remaja. Kesehatan jiwa remaja yang baik adalah kondisi di mana remaja secara batin dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar (Sumber 2: kesehatanjiwanapza.kemkes.go.id). Seperti yang digambarkan oleh pemeran Na Hee Do dalam drama Korea berjudul Twenty Five Twenty One, seorang anak remaja yang memupuk prestasi dari olahraga yang diminati, jalin persahabatan,  mengenal cinta meskipun ia merasakan sepi di dalam keluarga. Namun, tak semua remaja bisa sesemangat Na Hee Do melalui masa remajanya. Ada yang telah mengalami peristiwa negatif dari faktor keluarga atau eksternal. Jika tidak segera diatasi bisa muncul berbagai gangguan jiwa dan tentu membahayakan. Sepatutnya kita mengetahui apa saja gangguan jiwa yang bisa dialami oleh remaja.

Gangguan jiwa yang terjadi pada remaja antara lain gangguan bipolar, skizofrenia, depresi dan Attention-Deficit/Disorder (ADHD). Suasana hati remaja itu layaknya rollercoaster, bisa naik turun dengan drastisnya. Jika tidak bisa diatasi dengan baik, maka remaja cenderung mengalami bipolar, di mana suasana hati bisa merasa sangat bahagia atau merasa sangat sedih (Sumber 3 : Alodokter). Remaja yang tak mampu mengendalikan perilaku atau sering mengalami halusinasi cenderung mengidap skizofrenia yang risiko kematian pada usia muda 2-3 kali lebih tinggi.

Depresi mudah dialami oleh remaja. Biasanya terpengaruh tekanan dari berbagai pihak. Misalnya tuntutan orang tua yang ingin anaknya masuk sekolah kedokteran, tapi anaknya enggak punya passion di pelajaran itu atau mengalami penolakan dari teman sebaya. Anak remaja itu mempunyai sifat ekspresif dan butuh pengakuan dari orang sekitar. Apabila remaja sulit menerima perbedaan yang ada, bisa dibawa perasaan (baper) sehingga mengarah depresi. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional  yang ditunjukkan dengan gejala- gejala  depresi  dan  kecemasan  untuk  usia  15  tahun  ke  atas  mencapai  sekitar  6,1%  dari  jumlah  penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang ( Sumber 4: egsa.geo.ugm.ac.id)

Attention-Deficit/Disorder (ADHD) umumnya terjadi pada usia anak 3 tahun, namun tak dipungkiri bisa terjadi juga pada remaja. Menurut Andry Putra Pratama, S.Psi., M.Psi., Psikolog, gangguan kesehatan jiwa ini ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan sulit fokus serta konsentrasi ( Sumber 5 : rsmardirahayu.com). Perilaku impulsif menyebabkan remaja cepat mengambil keputusan cenderung ke arah yang kurang baik.  Masalah ADHD makin diperparah oleh gangguan tidur dan kecemasan. Sudah pasti hal ini makin memperburuk kesehatan mental remaja.

Gangguan jiwa pada remaja tidak bisa dianggap enteng. Masalah kesehatan jiwa ini butuh penanganan baik dari pemerintah dan komunitas. Dalam hal ini KPSI dapat menjadi wadah untuk mengedukasi remaja atasi bahaya gangguan jiwa. Tentunya pendampingan orang tua lah yang paling utama menentukan kesehatan mental remaja. Bertumbuh di lingkungan internal dan eksternal yang sehat merupakan faktor penentu kesehatan mental remaja. Mengetahui secepat mungkin tentang gangguan jiwa remaja, sama saja dengan menghilangkan wujud “monster” dalam jiwa mereka. Masa depan bergantung pada keadaan remaja masa kini. Oleh karena itu, tumbuhkan semangat dan ciptakan suasana yang mendukung minat remaja. Jangan takut membawa remaja berobat ke dokter jika menemukan gejala-gejala gangguan jiwa.

 

***

 

Sumber informasi 1:  (https://www.alodokter.com/ciri-ciri-gangguan-mental-pada-remaja-yang-perlu-orang-tua-tahu

Sumber informasi 2 : https://kesehatanjiwanapza.kemkes.go.id/substansi-keswa-anak-dan-remaja/kesehatan-jiwa-remaja/

Sumber informasi 3 : https://www.alodokter.com/gangguan-bipolar

Sumber 4 : https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/

Sumber 5 : https://www.rsmardirahayu.com/apakah-media-sosial-menyebabkan-adhd-pada-anak-dan-remaja/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan artikel ini