February 18, 2022 By admin-skizofrenia.org

Skizofrenia perlu rehabilitasi di panti?

Apakah orang dengan Skizofrenia perlu direhabilitasi di panti?
Jawabannya TIDAK!

Saat ini pemerintah telah berkomitmen membantu keluarga dan pasien skizofrenia dengan menyediakan pelayanan kesehatan jiwa mulai dari Puskesmas, RSUD hingga RS Jiwa, serta menyediakan obat dari yang generik hingga yang paten. Semua pembiayaan telah ditanggung oleh pemerintah melalui skema BPJS Kesehatan.

Ketika ada anggota keluarga kita yang terdeteksi mengalami gejala gangguan jiwa termasuk gejala skizofrenia, JANGAN BUANG2 WAKTU SEGERA AJAK BEROBAT ke Puskesmas. Bila puskesmas merasa pasien tersebut butuh penanganan psikiater(dokter ahli jiwa) maka akan dibantu diarahkan ke RSUD atau RS Jiwa terdekat. Kita tidak usah pusing nanya dimana psikiater yang bagus dll. Petugas kesehatan di puskesmas yang akan membantu merujuk ke ahlinya.

Apabila pasien kondisi nya gawat darurat atau disebut gaduh gelisah, TIDAK USAH DIRAWAT di PANTI REHAB. Tapi segera ajak ke UGD RS Jiwa terdekat. Para ahli kesehatan jiwa sudah bertahun2 merancang layanan kesehatan jiwa yang menolong meringankan beban pasien, keluarga dan petugas kesehatan. Seusai kaidah penanganan medik psikiatrik maka Panti Rehabilitasi bukanlah tempatnya menangani pasien gaduh gelisah. Dengan dirawat di RS Jiwa maka ada keringanan biaya, penanganannya baik, baik keluarga dan pasien bisa sama2 istirahat.

Pak Bagus, saya justru ingin keluarga saya berlatih ketrampilan di panti rehab, agar nanti setelah keluar dari panti siap menghadapi dunia.

Mau dibawa ke panti rehab kek, mau dibawa ke pengobatan alternatif silahkan, kalian yang keluar uang. Kalian yang tanggung resiko. Saya cuma bisa kasih saran. Gak percaya saran saya juga silahkan. Paling juga lama2 saya ban dari group.

Tapi ini saya kasih argumen biar kalian mikir.

Biaya rawat di panti itu mahal. Kalau sekitar Jabodetabek itu panti yang layak minimal 5 juta sebulan. Yang nggak layak bisa lebih murah. Tapi kalian tega naro keluarga di tempat kayak begitu? Semua anggota KPSI yang nanya ke saya panti yang di bawah 3 juta sebulan sudah pasti tidak akan saya jawab. Saya tidak akan membuat orang menderita meskipun ybs ODGJ yg sangat bermasalah sekalipun. Apalagi ke panti2 yang anti pengobatan medis. Kalau keluarga mampu secara keuangan sih silahkan2 aja.
Panti2 di Indonesia rata2 tempatnya sangat kecil. Berupa bangunan yang banyak kamarnya saja. Paling ada halaman sebesar lapangan badminton. Bayangkan kita sendiri disuruh tinggal berbulan2 di tempat seperti itu, apakah nggak kasihan betapa jenuhnya. Udah tempatnya kecil, cuma nyewa, kadang ada juga panti yang berpindah2.
Pegawai panti2 rehab kebanyakan pendidikannya tidak berlatar profesional kesehatan jiwa. Paling ada 1 atau 2 orang perawat, selebihnya petugas non profesional.
Kegiatan apa yang diharapkan di dalam panti? Sangat minim. Saya tau ada panti yang sebulan biayanya 20 jutaan. Menjanjikan pasien keluar dari panti bisa punya ketrampilan dam siap kerja. Karena dilatih komputer segala di dalam panti. Dengan syarat minimal 3 bulan. Coba, sudah berapa tuh biayanya? Bagi para caregiver yang sudah tahunan merawat ODS, pasti tau bahwa ODS bosenan sama pekerjaan bahkan ada yang gejala negatifnya dominan. Kira2 apakah dirawat dan dilatih di panti 3 bulanan akan langsung siap kerja? Wong di luar sana banyak orang yang sebelumnya sudah pengalaman kerja aja karena pandemi begini pada nganggur kok.
Skizofrenia itu terbentuknya bertahun2, pemulihannya juga perlu waktu panjang. Nggak akan ada pemulihan instan. Karena itu fokuslah berobat rawat jalan, dan ODS apalagi yang masih muda jangan buang2 umur dirawat di panti jangka panjang. ODS segera kembali ke keluarga, kembali ke komunitas dimana dia tinggal. Latih ketrampilan basic life skil (aktifitas kehidupan sehari2 di rumah atau daily living activity), latih social skill (berkomunikasi dengan keluarga, teman dan tetangga di lingkungan tempat tinggal), kemudian lanjutkan kegiatan yang dulu ditekuni. Misalnya yang dulu masih sekolah atau kuliah ya lanjutkan. Yang bekerja ya lanjut bekerja lagi. Yang belum bekerja fokus dulu latihan basic life skill dan social skill. Kalau sudah bagus baru cari hobi yang disukai,ikut pelatihan di Balai Latihan Kerja, ikut kegiatan di komunitas, latihan dagang, atau mulai melamar pekerjaan. Ini yang disebut Living skill atau ketrampilan untuk mata pencarian, mencari rejeki untuk bisa hidup mandiri. Bila itu belum bisa juga, carilah kegiatan sosial agar bisa berperan guna terlebih dulu di lingkungan dimana kita tinggal. Insya Allah nanti rejeki akan datang sendiri.
Jangan menggunakan panti sebagai alat untuk mengasingkan atau exclusion ODGJ dari lingkungannya.

Kemudian, apa gunanya panti rehabilitasi ODGJ dong pak?
Panti berguna bila kita punya uang. Sehingga kita punya pilihan layanan ketika keluarga kita belum siap menerima kembali ODGJ setelah rawat inap, boleh dititipkan sejenak di panti. Agar keluarga bisa istirahat, ODGJ juga bisa tetap minum obat dengan pengawasan petugas. Sambil keluarga mencari informasi lebih lanjut agar lebih siap menerima ODGJ pulang ke rumah.
Apabila ODGJ tilikan dirinya sangat buruk sehingga sampai umurnya 40an tetap nggak mau minum obat atau dibawa berobat. Apa boleh buat demi ketenangan keluarga dan ODGJ nya juga tetap terawat dengan baik ya boleh dititipkan ke panti.
Apabila keluarga kita tidak mampu merawatnya sendiri. Misalkan anggota keluarganya sedikit. Sehingga kalau saudaranya bekerja maka ODGJ tidak ada yang merawat. Tidak kooperatif dengan asisten rumah tangga. Bila kedua ortu sudah lansia, saudara sudah punya keluarga masing2 sehingga ODGJ tidak ada yang merawat. Maka panti adalah pilihan terbaik.
Bila di daerah tempat kita tinggal sangat jauh dari RS Jiwa, maka panti rehabilitasi yang ada psikiaternya bisa membantu sebagai tempat penanganan pencegahan kekambuhan. Apalagi ada perawat yang bisa bantu jemput pasien ke rumah. Bisa memudahkan keluarga.

Panti apa saja yang ada di komunitas?

Ada panti dikelola swasta.
Dan ada panti yang dimiliki pemerintah daerah, biasanya ini untuk merawat ODGJ yang menggelandang. Biayanya gratis dan seumur hidup karena sudah jadi anak negara. Tapi bukan untuk ODGJ yang masih ada keluarganya.
Balai Besar penanganan Penyandang DIsabilitas Mental yang dimiliki pemerintah pusat atau Kementerian Sosial RI. Di balai ini ODGJ dilatih basic life, social skill dan living skill. Lama pelatihannya sekitar 2 bulan saja, tidak bisa lebih. Ada syarat tertentu ODGJ yang bisa diterima. Yang ngantri banyak sekali. Karena Balai besar ini jumlahnya di seluruh Indonesia paling cuma 5 buah. Biaya gratis. Setelah 2 bulan akan dipulangkan ke keluarga masing2. Adakah alumninya yang bisa mandiri? Ada. Tapi sebagian besar setelah sampai rumah ya balik lagi seperti sebelumnya. Itulah tantangan pemulihan ODS/ODGJ.

Adakah layanan lain buat meningkatkan kemandirian ODS?
Ada kegiatan daycare atau rehabilitasi psikososial di RS Jiwa. Bahkan biayanya ditanggung BPJS.
Balai latihan kerja

Karena itu bagi kalian yang saya sarankan kalo bisa maksimalkan pengobatan rawat jalan pake BPJS kesehatan, kemudian keluarga bimbing agar ODS bisa pulih dan cukup mandiri…. itu artinya saya kasihan sama kamu. Jangan malah saya kasih saran malah balik marahin saya. Saya kasihan jangan sampe keluargamu nanti capek segala2nya. Jangan sampe menderita berkepanjangan.

Iya, tapi saya ngikutin saran mas Bagus capek juga sebagai caregiver. Ketika keluarga kita ada yang kena skizofrenia, situ mau percaya saran saya apa tidak, ya sudah pasti akan capek berat. Tapi kalau ngikut saran saya, capek di awal membimbing. Tapi nantinya kalau ODS berhasil mandiri, maka kita akan lebih ringan. Uang bisa dihemat2 supaya bisa buat modal usaha pemberdayaan ODS.

Bagikan artikel ini